Alhamdulillah, 2020 berlalu juga. Seperti yang sudah pernah saya tulis di awal tahun lalu, 2020 ini betul-betul berjalan tanpa rencana. Status ibu baru dengan minimnya pengalaman membuat saya tidak berani membuat rencana apapun. Fokus saya cuma satu, Ghazy.
Saya pikir hari-hari saya hanya akan berkutat dengan Ghazy, Ghazy dan Ghazy lagi. Ternyata, saya keliru. Tahun ini, saya masih bisa berkarya, berbagi manfaat dengan orang lain, dan masih bisa menyenangkan diri sendiri. Bukan. Ini bukan karna saya hebat dan begitu piawai mengatur waktu. Ini karna Allah mudahkan semuanya. Allah bukakan jalan yang begitu lebar untuk saya.
Kejutan Tak Terduga di Tahun 2020
Kalau mau flash back di tahun 2020, banyak sekali hal-hal tak terduga yang terjadi. Januari 2020, saya harus membuka awal tahun dengan stay di rumah sakit. Payudara saya terkena mastitis. Segala macam cara sudah saya upayakan. Tapi, apa daya, akhirnya harus operasi juga.
Sediiiih sekali ketika dokter menyarankan saya untuk rawat inap. Itu artinya, saya harus berpisah dengan Ghazy untuk sementara waktu. Saya bingung bukan main saat itu. Kami tinggal jauh dari keluarga. Di Bogor, memang masih ada sanak family yang sekiranya bisa dititipi Ghazy. Tapi, saat itu, mereka sedang liburan ke luar kota. Alhamdulillah, ibu mau datang ke Bogor tanpa saya minta.
Drama tidak berhenti sampai di situ. Pasca operasi ternyata saya masih harus struggling dengan luka itu. Jangan ditanya lagi bagaimana rasanya. Hmmm... mantap lah.
Mastitis sembuh. Lalu, ada kabar tak menyenangkan tiba. Covid-19 hadir di Indonesia. Penyakit yang awalnya terasa jauh dari jangkauan, ternyata sudah ada di bumi pertiwi ini. Semua kegiatan jadi serba dibatasi. Belanja groceries sulit, mau vaksin Ghazy rempongnya bukan main, mau jalan-jalan nggak bisa, apalagi mudik. Buat saya yang bukan anak rumahan banget, ini menyiksa.
Tapi, bukan saya yang paling tersiksa. Ada banyak sekali pekerja dengan upah harian yang terdampak pandemik. Semua jadi serba sulit. Bayangkan saja, restoran besar saja akhirnya menjual makanannya secara obral. Apalagi yang lain?
Saya masih amat sangat beruntung. Saya hanya cukup berjuang melawan bosan. Sementara yang lain, mereka berjuang agar dapur mereka bisa tetap mengepul. Bahkan, ada juga yang tengah berjuang dengan penyakit tersebut dan kehilangan orang-orang yang mereka cintai.
Banyak hal yang tidak menyenangkan. Tapi, banyak juga kemudahan dan peluang baru yang Allah bukakan untuk saya. Mulai dari tawaran mengajar Kelas Blogging lagi, menulis buku anak, merampungkan buku solo, membuat kelas online sendiri, serta banyak pekerjaan lain. Alhamdulillah, semuanya dihasilkan hanya dari rumah. Bahkan, saya kerjakan semua itu ketika Ghazy tidur saja.
Bagaimana caranya? Saya sudah bilang kan di awal, Allah yang memudahkan semuanya.
Akhirnya 2021...
Dengan segala kesulitan di tahun 2020, akhirnya kita bisa sama-sama sampai di tahun 2021. Seperti yang kita ketahui bersama, tidak semua orang seberuntung kita. Ada banyak jiwa yang harus kembali setelah berjuang melawan Covid-19. Kalau hingga hari ini, kita dan keluarga masih bisa diberi kesehatan dan kesempatan hidup, bukankah ini adalah berkah yang amat luar biasa dari Allah?
Banyak hal yang bisa kita syukuri sama-sama. Saya sendiri amat bersyukur bisa mengawali tahun di kampung halaman. Memulai awal baru bukan hanya dengan Ghazy dan Abi, tapi juga dengan Ayah Ibu. Meskipun, tak ada perayaan apapun di rumah.
Pulang ke kampung halaman, betul-betul memberikan nafas baru bagi saya yang tinggal di tanah rantau ini. Meskipun, ada drama baru yang bergulir. Drama yang betul-betul menjadi ujian untuk rumah tangga kami. Tapi, saya nggak akan cerita di sini. :)
Ada perasaan lega, tapi ada juga bagian yang membuat saya menghela napas di awal tahun ini. Salah satunya adalah jumlah penderita Covid-19 yang makin ke sini, makin banyak yang ada dalam lingkaran orang yang kami kenal. Akhir tahun lalu, ada teman ibu dan suaminya yang meninggal karena Covid-19. Waktu mudik kemarin, adik ipar cerita kalau temannya menderita Covid-19 dan dia harus swap test. Tapi, dia pulang menemui kami sebelum hasil tes keluar.
Di sisi lain, ibu mertua ngeyel bukan main minta liburan bersama cucunya. Lalu, sekarang Ghazy flu, saya pun iya. Pikiran kena Covid-19 sudah bergelayut di kepala.
"Kalau saya kena Covid, nanti belanjanya gimana? Anak saya siapa yang urus? Dan sebagainya."
Kenapa mikir gitu? Sadar nggak sih, makin ke sini namanya Covid itu udah kaya nunggu giliran aja. Saking banyaknya yang kena. Bahkan, mereka yang sudah amat menjaga pun bisa kena. Ya nggak sih?
2021, Bersiap dengan Harapan dan Tantangan Baru
Saya nggak bilang bahwa tahun 2021 ini akan mulus-mulus aja. Nggak ada hal yang bikin kita worry sama sekali. Begini ini pasti ada. Apalagi di masa pandemi seperti sekarang. Namanya tantangan itu ya pasti ada. Ini gimana kita mempersiapkan diri menghadapi segala macam hal yang memungkinkan terjadi. Selain itu, jangan lupa juga bahwa di tahun baru ini, kita masih punya harapan untuk menjalani hidup lebih baik lagi.
Lalu, apa saja yang sedang saya upayakan di tahun 2021 ini?
1. Merawat Sakinah, Mawaddah, dan Rahmah dalam Rumah Tangga
"Ujian pernikahan itu bukan hanya datang dari kalian berdua saja. Tapi, bisa juga datang dari luar," kata Ibu.
Seperti yang sudah saya sampaikan di awal, tahun ini dibuka dengan ujian dalam rumah tangga kami. Ini bukan tentang orang ketiga yang hadir macam kasus Gisel. Bukan, tapi ada yang lain. Sesuatu yang punya pengaruh amat kuat.
Tapi, Allah tidak akan menghadirkan ujian tanpa suatu sebab, bukan? Karna masalah ini, saya jadi lebih berupaya untuk memperbaiki komunikasi di antara saya dan suami. Bukan hanya agar segalanya makin jelas, tapi bagaimana agar bunga-bunga cinta itu bisa terus ada. Sakinah juga bisa terus hadir dalam rumah tangga kami.
Pelayanan terbaik pun saya upayakan. Meski tidak diminta. Belakangan, saya mencoba untuk memperlakukan suami saya sama seperti ketika kami baru saja menikah. Ini adalah hal yang sempat hilang sejak kami dititipi Ghazy.
Saya nggak tahu kapan masalah ini akan berakhir. Semoga setelah ini selesai, sakinah, mawaddah, dan rahmah itu terus membersamai rumah tangga kami hingga maut memisahkan. Aamiin...
2. Mengembangkan Blog
Ini sebetulnya cita-cita dari tahun 2019. Saya sempat punya target ini itu, tapi kemudian buyar di tengah jalan karna hamil. Saya sempat off ngeblog selama beberapa bulan karna kondisi kehamilam saya.
Tahun 2020 kemarin, sebetulnya saya ingin merawat blog ini lagi dengan serius. Punya target terukur supaya semangat. Tapi saya nggak berani.
Status ibu baru yang nggak tahu apa yang akan dijalani membuat saya memilih mundur sejenak dari dunia blog. Alhamdulillah, blog ini bisa terus konsisten terisi setiap minggu.
Nah, tahun ini, saya punya banyak sekali hal yang ingin dikejar. Ada nilai-nilai di tahun ini yang ingin saya raih. Bukan hanya di blog aja, tapi di platform sosial media lain juga. Supaya semuanya bisa tercapai, mari kita pasang target yang realistis saja.
Tahun ini, saya berharap pageview di blog ini bertumbuh sampai angka 150k. Ini memungkinkan kalau saya rajin nulis artikel yang SEO Friendly. So far, traffic yang ada sekarang memang sudah didominasi dengan traffic organic. Semoga ini makin banyak lagi.
DA/PA apa harus naik? Saya mau banget naikin ini. Tapi kok ya clueless. Jadi agak maju mundur mau buat target ini. Etapi, tahun lalu DA saya naik drastis lho. Ini belajar sendiri aja. Sekarang mau naikin lagi tentunya. Semoga bisa mencapai angka 20 ya.
Kenaikannya nggak banyak memang. Kenapa? Makin tinggi DA, makin effort untuk naikinnya. Jadi, realistis aja lah ya..
3. Mengembangkan Akun Instagram @lellyfitriana
Ini yang juga ingin saya kembangkan. Sebetulnya sudah dari september kemarin. Tapi, saya belum sepenuhnya konsisten posting setiap hari. Padahal, ini beneran ngaruh ke pertumbuhan akun instagram saya.
Alhamdulillah, dari awal memulai, saya sudah bisa merasakan follower saya naik secara organik. Maunya sih tahun ini bisa tembus 10K. Bisa nggak ya? Bisa kan ya? Doain ya..
4. Mengembangkan Kelas Online Instagram
Well, ini anak saya yang baru. Boleh dibilang, ini adalah salah satu jalan untuk menyalurkan passion mengajar saya. Setelah jadi ibu, saya agak mikir panjang kalau disuruh ngajar di kampus lagi. Alhamdulillah, kita sekarang tinggal di era digital. Jadi, saya nggak harus ke kampus untuk bisa mengajar. Enaknya lagi, saya bisa melakukan semuanya disela aktivitas saya bersama si kecil.
Masya Allah ya, ini kalau bukan Allah yang mudahkan beneran nggak mungkin jadi.
So, biar bisa terus berlanjut, saya mau rawat kelas ini. Upgrade ilmu sudah pasti. Materi-materi juga terus saya perbarui. Bismillah ya..
5. Konsisten dengan Sedikit Amal Harian
Kalau target duniwi sudah, saatnya nengok ke amalan harian. Jujur saja, ini tidak mudah. Saya agak menyesal kenapa dulu ketika saya belum punya anak angot-angotan soal ini. Setelah punya anak, mengerjakan amalan yaumiah itu susahnya luar biasa.
Mau tilawah, anak ngikut. Qurannya dibolak-balik. Jadi susah mau baca. Sholat di awal waktu pun tidak selalu bisa dilakukan. Kadang harus tertunda karena anak yang rewel. Masya Allah...
Tapi, biar gitu ya usahain aja. Memang, ada pahala lain yang akan kita dapatkan dari mengasuh anak. Tapi, kalau tidak diupayakan, dari mana anak belajar bahwa kita harus menghidupkan sunnah-sunnah dalam keseharian kita?
Penutup
Bismillah.. itu tadi tantangan serta harapan saya untuk tahun ini. Banyak hal yang bikin engap sendiri, tapi banyak hal juga yang bikin super bergairah menyambut tahun baru.
Terakhir, saya berharap keluarga kami terus dilindungi Allah, sehat terus, dan bisa bebas dari Covid-19. Aamiin..