Happy Word Breastfeeding Week!
Super excited dengan pekan menyusui. Kalau sebelumnya cuma bisa nontonin orang-orang yang merayakannya, kali ini akhirnya saya benar-benar bisa ikut andil di dalamnya. Pekan ASI tahun ini agak spesial juga karena bersamaan dengan adanya pandemik. Jadi, kali ini para ibu diminta untuk terus semangat menyusui mengingat banyaknya manfaat menyusui ini. Apa sih tema yang diangkat WHO tahun ini, bagaimana sejarah pekan ASI, hingga manfaat serta mitos menyusui dibahas secara detail oleh teman saya, Mbak Risma. Mampir ya ke blognya untuk tahu lebih detail tentang pekan menyusui ini.
Hampir 9 bulan menjadi ibu, saya telah melalui banyak drama dalam menyusui. Saya tahu bahwa drama-drama itu tidak serta merta menjadikan saya expert. Tapi, setidaknya saya punya sesuatu untuk dibagikan kepada para ibu yang lain, agar mereka pun semangat melewati bebagai rintangan saat menyusui.
Kali ini, saya akan berbagi tips-tips sukses menyusui ala saya yang minim drama. Gimana sih caranya bisa terus gagah berani dan percaya diri untuk bisa menyusui? Semuanya akan saya bagikan di sini. Check this out!
1. Belajar, Belajar, Belajar!
Ilmu dulu baru amal. Ini prinsip yang selalu saya pegang dalam menjalani apapun itu. Ketika saya hendak menikah, mempersiapkan kehamilan, hingga mengasuh dan mendidik anak semuanya akan dimulai dengan proses belajar. Ilmu yang saya dapatkan ini yang menjadikan saya siap untuk menjadi ibu menyusui.
Ketika saya mulai dengan belajar dulu, saya telah berupaya meminimalisir drama trial error ke anak. Sungguh trial error itu menyebalkan. Kita seolah dituntut untuk tahu lebih cepat oleh anak kita. Sementara itu, waktu yang bisa kita gunakan untuk duduk manis belajar begitu terbatas. Kita sudah amat repot dengan kehadiran buah hati. Ini saja sudah butuh penyesuaian sendiri. Sudah jelas makin stress kalau kita tidak tahu ilmunya.
Buat saya, berilmu itu penting. Hal ini yang mendorong saya untuk lebih percaya diri dan tenang ketika buah hati hadir dalam dekapan saya. Kalau kamu adalah ibu yang sudah punya anak lebih dari satu, pasti lebih tenang dan percaya diri ketika akan menyusui. Kenapa? Dulu sudah pernah.
Baca juga: Menjaga Semangat Belajar Meski Sudah Jadi Ibu
Belajar memang tidak menjadikan kita terlepas dari segal drama menyusui. Tidak begitu juga. Namanya juga hidup, pasti akan ada lika-likunya. Tapi, setidaknya dengan belajar mental kita jadi jauh lebih siap menghadapi drama-drama itu. Kita tahu apa yang harus kita lakukan untuk kebaikan bayi dan diri kita sendiri.
2. Jalin Komunikasi Produktif dengan Pasangan
Suksesnya menyusui tidak akan pernah lepas dari peran suami sebagai support system. Dukungan suami itu beda dari yang lain. Bagaimana suami menguatkan kita itu beda banget dari yang lain.
Banyak ujian yang saya lalui saat menjadi ibu baru. Bagi saya, kehadiran suami dan peran beliaulah yang menguatkan saya dalam menjalani hari-hari. Tentu saja, ini tidak terjadi begitu saja. Saya perlu mengkomunikasikan semuanya jauh-jauh hari. Semuanya saya ceritakan ke suami. Proses belajar saya, apa kendala saya saat menyusui, apa yang mengganjal dalam diri saya, semuanya saya ceritakan.
Bagi saya, itu melegakan. Bagi suami, itu mempermudah dirinya untuk tahu harus memberikan bantuan apa ke istrinya. Mana yang harus dituruti segera, mana yang harus disadarkan, beliau lakukan. Tidak bisa dipungkiri juga, drama menyusui itu biasanya mendorong kita menjadi lebih impulsif untuk mencoba produk A-Z yang katanya ampuh. Padahal, belum tentu juga itu membantu.
3. Jalin Komunikasi dengan Bayi
Selain komunikasi ke pasangan, komunikasi dengan bayi juga harus dijalin. Terutama di awal-awal menyusui. Saya ingat betul waktu awal menyusui dulu. Saya tahu bagaimana pelekatan yang benar. Tapi, realitanya tidak semudah itu. Bibir bayi yang masih amat mungil ternyata menjadi tantangan tersendiri saat menyusui.
Ini yang dulu berulang kali saya katakan ke Ghazy saat dia baru lahir, "sabar ya, Nak. Kita sama-sama belajar ya. Bantu Ummi untuk bisa menyusui ya."
Kalimat itu saya ulang terus menerus ketika Ghazy akan menyusu ke saya. Saya terus katakan itu sembari membetulkan posisi. Saya cek berulang kali pelekatannya agar tidak bayi mudah untuk menghisap dan ASI menjadi lebih lancar lagi. Alhamdulillah, dalam waktu amat singkat Ghazy bisa melalui itu.
4. Jaga Pola Hidup Sehat
ASI itu makanan untuk bayi. Apa yang kita makan akan masuk juga ke perut bayi. Sudah pasti menjaga pola hidup sehat itu adalah keharusan. Jaga diri kita dari segala macam penyakit.
Bukan berarti ibu tidak boleh sakit. Tapi percayalah bahwa sakit ketika punya bayi itu amat sangat merepotkan. Jangan dikira kita bisa leluasa untuk istirahat. Tidak sama sekali. Lebih baik berusaha untuk terus sehat dari pada harus berusaha menyembuhkan diri.
Selain pola makan, kita juga perlu menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Olahraga tipis-tipis juga harus dilakukan agar badan menjadi lebih bugar. Pola tidur kita memang akan amat sangat berantakan setelah melahirkan. Kita bisa mengkompensasi dengan menyempatkan diri untuk tidur ketika bayi sedang tidur juga.
5. Selektif dalam Melihat Akun Sosial Media
Tidak bisa dipungkiri bahwa sosial media sering membuat kita merasa insecure. Lihat orang lain anaknya gemol, cemas.
"Kok anak saya tidak segemol itu. ASI saya cukup nggak sih?"
Lihat ASIP sekulkas ibu-ibu yang lain, galau juga.
"Kok mereka bisa punya ASIP sebanyak itu?"
Baca juga: Social Media Detox, Bisa Nggak Ya?
Dulu, saya amat sangat membatasi sosial media. Saya tidak ingin pikiran saya terkontaminasi dengan hal-hal demikian. Saya harus menjaga diri saya untuk terus percaya diri dalam menyusui Ghazy.
Alhamdulillah, cara ini berhasil. Saya bisa terhindar dari stress berlebih. Saya juga jadi lebih happy ketik menyusui. Ini penting sekali, kan? Happy itu bikin ASI banjir.
6. Stop Menghitung ASI
Salah satu konsep menyusui yang saya adopsi adalah jangan pernah menghitung ASI. Berikan saya ke bayi. Kita tidak perlu menakar jumlahnya. Apalagi jika tidak ada masalah pada kenaikan berat badan bayi.
Contoh menghitung itu yang bagaimana sih? Mempertanyakan apakah ASI kita cukup untuk bayi atau tidak. Mau cuma ngerembes, percaya diri aja dulu. ASI kita pasti cukup.
ASI yang keluar itu menyesuaikan kapasitas lambung bayi. Saat bayi baru lahir, kebutuhan ASI-nya masih amat sangat sedikit. Tidak perlu risau dengan hal ini. Lambat laun, kalau kita percaya diri, ASI akan bertambah sesuai dengan kebutuhan bayi.
7. Yakin pada Ar Razaq
Ini kunci utama yang tidak boleh ditinggalkan. Yakin bahwa rizki bayi sudah diatur oleh Allah. Bayi ini by default cum butuh ASI untuk kelangsungan hidupnya. Ini bukan kita yang mengatur mekanismenya, tapi Allah.
Kalau Allah sudah mengaturnya demikian, tentunya Allah pasti akan berikan melalui kita. Sekarang tinggal bagaimana kita menjaga keyakinan itu. Ibu saya pernah bilang begini, "jangan mudah menyerah untuk memberikan ASI. Dia pasti keluar karena Allah yang atur demikian."
Bukan berarti sufor itu tidak boleh. Tapi, selama tidak ada kondisi yang mendesak sekali, sebisa mungkin berikan ASI ke bayi. Lewat apapun itu. Ya diberikan langsung, ya lewat ASI perah.
Keyakinan kepada Allah tentang rizki ini membuat saya jadi jauh lebih tenang saat menyusui. Cara ini juga amat membantu saya untuk tidak berhitung tentang ASI yang saya miliki. Makin tenang, makin happy, makin lancar juga ASI kita.
Kesimpulan
Nah, itu tadi 7 tips sukses menyusui ala saya. Memang, perjalanan saya masih jauh. Tapi setelah melalui 6 bulan pertama, segalanya jadi jauh lebih mudah. Kalau di 6 bulan pertama kita bisa meminimalisir drama, in syaa Allah di bulan-bulan berikutnya pun kita semakin mudah dalam menyusui.
Kalau kamu adalah ibu bekerja, sebetulnya ketujuh poin ini masih harus ditambah lagi. Pahami hak-hak ibu menyusui di tempat kerja juga. Bagaimana pun juga kesuksesan seorang ibu menyusui anaknya tidak hanya ditentukan oleh dirinya sendiri. Melainkan juga lingkungan sekitarnya. Nah, kalau pingin tahu lebih detail, coba baca tulisan Mbak Jihan tentang hak-hak ibu menyusui di tempat kerja.
Teruntuk para ibu menyusui di seluruh pelosok negeri, menyusui itu memang tidak mudah. Banyak hal yang telah ibu lalui. Ada sukanya, ada juga yang bikin galau. Lepas dari segala drama dan pilihan yang ibu ambil, kalian luar biasa. Semangat!